Makanan Pasar Tradisional yang Kian Langka Warisan Rasa
Makanan Pasar Tradisional yang Kian Langka Warisan Rasa yang Perlu Dilestarikan
Di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi kuliner, makanan pasar tradisional kini semakin sulit ditemukan. Generasi muda yang lebih akrab dengan makanan cepat saji dan tren kuliner modern sering kali tidak mengenal atau bahkan tidak pernah mencicipi Makanan Pasar Tradisional yang Kian Langka Warisan Rasa yang Perlu Dilestarikan. Padahal, makanan-makanan ini bukan hanya sekadar pengganjal perut, tetapi juga mengandung nilai sejarah, budaya, dan identitas daerah yang sangat berharga.
Wajah Pasar yang Berubah
Pasar tradisional dahulu adalah pusat kehidupan masyarakat. Selain menjadi tempat jual beli kebutuhan sehari-hari, pasar juga menjadi ruang interaksi sosial yang kaya akan keragaman budaya, termasuk dalam hal makanan. Di sana kita bisa menemukan jajanan seperti kue rangi, lupis, cenil, serabi, apem, dan berbagai jenis kue basah yang di buat dengan resep warisan turun-temurun.
Namun kini, keberadaan makanan-makanan tersebut mulai tergeser. Banyak pedagang tradisional yang pensiun tanpa ada generasi penerus. Sebagian lainnya memilih berhenti karena bahan baku makin mahal, proses pembuatannya rumit, atau peminatnya semakin sedikit. Pasar-pasar tradisional pun mulai digantikan oleh supermarket dan pusat perbelanjaan modern yang lebih praktis namun cenderung homogen dalam pilihan makanannya.
Contoh Makanan yang Mulai Langka
Beberapa makanan khas pasar tradisional yang kini mulai sulit di temukan antara lain:
-
Kue Rangi – Kue khas Betawi yang terbuat dari tepung sagu dan kelapa parut, di sajikan dengan saus gula merah kental. Proses pembuatannya membutuhkan cetakan khusus dan keterampilan, sehingga tidak banyak yang masih membuatnya.
-
Lupis – Kue dari beras ketan yang di bungkus daun pisang, di rebus, lalu di sajikan dengan kelapa parut dan kuah gula merah. Kini hanya di jual di tempat-tempat tertentu, padahal dulu sangat umum di pasar pagi.
-
Kue Cucur – Makanan manis dengan bentuk bundar dan berenda, terbuat dari campuran tepung beras dan gula merah. Membuat cucur yang sempurna tidak mudah, karena perlu teknik khusus agar bisa mekar dan garing di pinggir.
-
Clorot atau Celorot – Jajanan khas Jawa yang terbuat dari tepung beras dan gula merah, di bungkus dengan janur kelapa. Rasanya manis legit dan sangat khas, tetapi kini makin jarang terlihat.
Mengapa Harus Dilestarikan?
Makanan pasar tradisional adalah bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia. Setiap daerah memiliki kekhasan makanan yang menjadi identitas lokal. Dengan melestarikan makanan tradisional, kita ikut menjaga keberagaman budaya dan sejarah kuliner bangsa.
Selain itu, makanan-makanan ini umumnya di buat dari bahan alami dan lokal, tanpa pengawet dan pewarna buatan. Dari segi kesehatan, jajanan tradisional sebenarnya lebih aman di bandingkan jajanan modern yang banyak mengandung bahan tambahan makanan.
Peran Generasi Muda dan Media Sosial
Untuk menyelamatkan makanan pasar tradisional dari kepunahan, peran generasi muda sangat di butuhkan. Edukasi sejak dini tentang pentingnya mengenal makanan tradisional bisa di lakukan melalui sekolah, komunitas, atau kegiatan kuliner lokal. Media sosial juga bisa di manfaatkan sebagai sarana promosi. Banyak kreator konten makanan yang berhasil mengangkat kembali popularitas makanan lawas melalui video pendek dan foto menarik.
Selain itu, kolaborasi antara pelaku UMKM kuliner, pemerintah daerah, dan komunitas budaya dapat memperluas akses pasar bagi makanan tradisional, baik secara offline di pasar-pasar tematik, maupun online melalui platform e-commerce dan pemesanan makanan.
Baca juga: Kelezatan Daging Grass-Fed dari Hill Country Grazing Co.: Sehat, Alami, dan Lezat
Makanan pasar tradisional bukan hanya soal rasa, tetapi juga soal memori dan identitas. Jika kita membiarkannya hilang begitu saja, maka kita kehilangan bagian penting dari jati diri kita sebagai bangsa. Mari lestarikan makanan pasar tradisional—dengan mencintainya, membelinya, dan mengenalkannya pada generasi berikutnya.